Anwar Sadat
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Urutan | Presiden ke-3 Mesir |
---|---|
Presiden dari | 15 Oktober 1970 – 6 Oktober 1981 |
Pendahulu | Gamal Abdel Nasser |
Pengganti | Hosni Mubarak |
Tanggal lahir | 25 Desember 1918 Mit Abu Al-Kum, Al-Minufiyah, Mesir |
Meninggal | 6 Oktober 1981 Kairo |
Partai politik | Persatuan Arab Sosialis (hingga 1977) Partai Nasional Demokratik (dari 1977) |
Suami/istri | Jehan Sadat |
Jenderal Besar Mohammed Anwar Al Sadat (bahasa Arab:محمد أنورالسادات) (25 Desember 1918 – 6 Oktober 1981) adalah seorang tentara dan politikus Mesir. Ia menjabat sebagai Presiden ketiga Mesir pada periode 15 Oktober 1970 hingga terbunuhnya pada 6 Oktober 1981. Oleh dunia Barat ia dianggap sebagai orang yang sangat berpengaruh di Mesir dan di Timur Tengah dalam sejarah modern.
[sunting] Latar belakang
Sadat dilahirkan di di Mit Abu Al-Kum, Al-Minufiyah, Mesir, dalam sebuah keluarga Mesir-sudan yang miskin, dengan 12 saudara laki-laki dan perempuan. Ayahnya adalah seorang Mesir, sementara ibunya orang Sudan. Ia lulus dari Akademi Militer Kerajaan di Kairo pada 1938 dan ditempatkan di Korps Isyarat. Ia bergabugn dengan Gerakan Perwira Bebas, yang bertekad untuk membebaskan Mesir dari kekuasaan Britania Raya.
Pada Perang Dunia II ia dipenjarakan oleh Britania atas usaha-usahanya untuk mendapatkan bantuan dari Kekuatan Poros dalam mengusir pasukan-pasukan pendudukan Britania. Ia ikut serta dalam kudeta 1952 yang menggulingkan Raja Farouk II. Ketika revolusi meletus, ia diperintahkan mengambil alih jaringan radio dan mengumumkan pecahnya revolusi kepada rakyat Mesir.
Pada 1964, setelah memegang berbagai jabatan dalam pemerintahan Mesir, ia dipilih oleh Presiden Gamal Abdel Nasser untuk menjabat sebagai Wakil Presiden. Ia menduduki jabatan itu hingga 1966, dan sekali lagi dari 1969 hingga 1970.
Setelah Nasser meninggal, Anwar Sadat dilantik menjadi Presiden.
Pada tahun 1973, Anwar Sadat, bersama-sama dengan Hafez Al Assad, Syria, memimpin Mesir dalam Perang Yom Kippur melawan Israel, untuk merebut kembali semenanjung Sinai, yang dicaplok oleh Israel ketika Krisis Terusan Suez 1956 dan Perang Enam Hari.Meskipun dalam pertempuran ini masih dipertentangkan pihak menang ataupun kalah, serta hasil Perjanjian Camp David yang menetapkan Sinai kembali ketangan Mesir, keberhasilan Anwar Sadat menaikan moral rakyat Mesir dan Dunia Arab serta mengadakan untuk perjanjian damai beberapa tahun berikutnya.
Perjanjian damai Camp David yang diprakarsai Jimmy Carter dan Henry Kissinger memang mengembalikan wilayah Mesir yang sebelumnya direbut oleh Israel pada perang 1967. Namun tidak mengembalikan Dataran Tinggi Golan yang direbut Israel kepada Syria pada perang 1967. Meski secara politik, perang Yom Kippur atau Perang Ramadhan 1973 itu menguntungkan dunia Arab, masalah Palestina dan Jerusalem terutama Jerusalem Timur yang direbut Israel pada perang 1967 masih mengganjal bahkan beberapa kalangan mengatakan dilupakan. Hal ini membuat kemarahan dari kalangan PLO, kaum fundamentalis dan pergerakan Islam dan kalangan Palestina serta dunia Arab, terutama setelah kunjungannya ke Jerussalem atas undangan Manachem Begin.
Pada tahun 1977, Anwar Sadat mengadakan kunjungan ke Jerusalem atas undangan Perdana Menteri Israel, Menachem Begin yang merupakan awal perundingan perdamaian antara Israel dan Mesir. Pada tahun 1978, terciptalah Perjanjian Damai Camp David, yang mana Anwar Sadat dan Menachem Begin menerima Hadiah Nobel Perdamaian. Bagaimanapun tindakan ini ditentang hebat oleh dunia Arab. Banyak yang percaya bahwa hanya dengan ancaman militer dapat memaksa Israel berunding mengenai Palestina, dan Perjanjian Damai Camp David menepikan Mesir yang dianggap kekuatan militer di dunia Arab yang signifikan disamping Syria dan Irak pada saat itu.
Pada September 1981, Anwar Sadat mengenakan tindakan represif kepada organisasi pergerakan Islam yang diaggapnya fundamentalis, termasuk kumpulan pelajar, dan organisasi Koptik, yang dianggapnya dapat mengganggu stabilitas nasional Mesir, dengan mengadakan tindakan penangkapan dan penahanan menyebabkan dia dikecam diseluruh dunia diatas pelanggaran HAM dalam tindakannya itu.
Pada 6 Oktober 1981, Presiden Anwar Sadat tewas ditembak dalam sebuah parade militer oleh anggota tentara anggota Jihad Islam. Ini merupakan organisasi muslim Mesir berhaluan keras yang menentang perjanjian damai Mesir dengan Israel. Tindakan represif anggota Jihad Islam terlihat dalam peristiwa September. Anwar Sadat kemudian digantikan oleh Wakil Presiden Hosni Mubarak.
Didahului oleh: Gamal Abdel Nasser |
Presiden Mesir |
Digantikan oleh: Hosni Mubarak |