Alexander Agung
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Alexander Agung (atau Alexander yang Agung atau Iskandar yang Agung atau Iskandar Dhulqarnain / Mahkota dua tanduk) (bahasa Yunani: Μέγας Ἀλέξανδρος ("Megas Alexandros"), bahasa Inggris: Alexander the Great) adalah seorang penakluk asal Makedonia. Ia dilahirkan di sana pada tahun 356 SM. Ayahnya ialah Raja Filipus II, raja Makedonia. Ia menyerahkan Alexander pada seorang filsuf Yunani terkenal, yakni Aristoteles yang mengajarinya ilmu logika filsafat Yunani. Raja FilipusII meninggal pada saat Alexander berusia 20 tahun dan iapun menggantikan ayahnya pada 336 SM. Dua tahun kemudian ia menyerang Persia dan mengalahkan Raja Persia Darius III pada 333 SM, lalu melebarkan ekspansinya ke Suriah dan Irak, kemudian ke India, namun tidak jadi karena para prajuritnya sudah terlalu lelah berperang.
Dalam waktu sekitar 10 tahun, ia telah menguasai sebagian besar negara-negara besar pada saat itu, kemudian kembali ke Yunani. Di perjalanan, ia singgah di Babilonia, untuk sekadar beristirahat, namun ia ditimpa sakit parah di kota ini, terserang demam selama 11 hari dan akhirnya meninggal pada 323 SM, saat usianya belum lagi 33 tahun. Tidak jelas penyebab kematian beliau. Sebagian mengatakan, beliau meninggal setelah terkena penyakit malaria akibat gigitan nyamuk saat berusaha menaklukkan India. Sementara versi yang terakhir menyebutkan bahwa beliau dibunuh dengan racun yang dimasukkan dalam minuman anggurnya oleh pembantunya. Kematian versi kedua ini mirip dengan kematian Napoleon Bonaparte.
Walaupun hanya memerintah selama 14 tahun, semasa kepemimpinannya ia mampu membangun sebuah kekaisaran yang lebih besar dari setiap kekaisaran yang pernah ada. Sampai saat dia wafat, wilayah yang diperintahnya berukuran 50 kali lebih besar daripada yang diwariskan kepadanya. Sebuah pencapaian yang luar biasa (kira-kira, tak lebih dari 6 kaisar yang sanggup menyaingi pencapaian ini).
Karena penaklukan dan ekspansinya, Alexander Agung juga menyebarkan kebudayaan hellenis yang merupakan perpaduan kebudayaan Yunani kuno, Laut Tengah, Mesir, dan Persia. Pengaruh Hellenisme ini bahkan sampai ke India dan Tiongkok. Khusus di Tiongkok, pengaruh kebudayaan ini dapat ditelusuri di antaranya dengan artefak yang ditemukan di Tunhuang.
Sebelum kematiannya, ia juga membangun kota Alexandria di Mesir, dengan perpustakaannya yang lengkap dibuka hingga seribu tahun lamanya dan berkembang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia.
Gelar The Great atau Agung di belakang namanya diberikan oleh masyarakat dunia pada masa itu karena kemasyhuran kerajaan yang beliau pimpin dan luas wilayah jajahannya walaupun usianya yang masih terbilang muda , dan beliau dipercaya sebagai Raja pertama yang pernah menguasai tiga benua (Eropa, Afrika, dan Asia), yang pada masa itu sudah dianggap luar biasa, karena belum ditemukannya benua Amerika dan Australia.
Sejarah Alexander Agung dapat ditemukan pula pada kitab suci Al Qur'an, Surah Al Kahfi 83-101, dengan sebutan Dhulqarnain (Raja yang bermahkota dua tanduk).
[sunting] Pranala luar
Lihat galeri mengenai Alexander Agung di Wikimedia Commons.
- (en) Daftar referensi sumber pertama mengenai Alexander di livius.org
- (en) Artikel, forum diskusi, dan informasi referensi mengenai Alexander
Artikel mengenai biografi tokoh ini adalah sebuah tulisan rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia mengembangkannya. |