Taruna Nusantara
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Tulisan | Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa |
---|---|
Pendirian | 1990 |
Tipe Sekolah | Swasta, Campuran, Asrama |
US Grade Equivalent | Grade 10-12 |
Kepala Sekolah | BrigJen(Purn) Djuwari Sarmyanto, S.Ip., MSc |
Lokasi | Magelang, Jawa Tengah, Indonesia |
Jumlah Siswa | 315 orang/tahun |
Total Alumni hingga kini | 3,500 |
Ukuran kelas | 35 siswa |
Warna | Biru |
Homepage | [1] |
Taruna Nusantara (juga disebut Tarnus atau TN) adalah suatu Sekolah Menengah Atas. Sekolah memperoleh reputasi dari penekanan kuat nya pada didiplin militer dan nilai-nilai nasional, sebagai tambahan terhadap nilai akademis pengecualian dan prestasi kepemimpinan.
Taruna Nusantara dapat dengan bebas diterjemahkan sebagai " Kepulauan Patriot." Kata Taruna itu sendiri juga biasanya mengacu pada kadet Militer Indonesia, yang tidak punya hubungan langsung ke dan harus tidak dikacaukan dengan sekolah dan para siswa nya.
Daftar isi |
[sunting] Lokasi
Terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia
- Masukkan keterangan: desa, kota, kelurahan, kecamatan, kabupaten, propinsi tempat sekolah berada
- Masukan cara mencapai sekolah, apakah ada kendaraan umum yang melewati atau harus menggunakan kendaraan pribadi/ berjalan kaki
[sunting] Sejarah
Ide pembuatan sekolah ini dicetuskan oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan saat itu , Jenderal LB Moerdani pada tahun 1985. Dia mempunyai visi untuk membangun sekolah yang mendidik manusia – manusia terbaik dari seluruh Indonesia dan menghasilkan lulusan yang dapat melanjutkan cita – cita para Proklamator. Ide ini diteruskan dengan menandatangani MoU antara [Tentara Nasional Indonesia|TNI]] dan Taman Siswa, yang merupakan organisasi kependidikan pertama di Indonesia, untuk membuat suatu lembaga bernama Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN). Lembaga ini merupakan kristalisasi dari visi Jenderal Moerdani yang selanjutnya akan mengawasi proses pelaksanaan sekolah ini.
Sekolah ini diresmikan oleh Pangab saat itu, Jenderal Try Sutrisno pada tahun 1990. Kampus yang menempati lahan seluas 18.5 hektare dan terdiri dari komplek akademis, asrama siswa dan komplek perumahan pamong (guru) ini merupakan sumbangan dari Akademi Militer yang berlokasi tidak jauh dari tempat itu. Selama 6 tahun pertama, Taruna Nusantara hanya menerima laki – laki sebagai siswanya dengan jumlah sekitar 245 orang. Namun mulai tahun 1996, LPTTN membuat kebijaksanaan baru dengan menerima angkatan putri pertama sebanyak 70 orang. Untuk mengakomodasi perubahan ini, area sekolah inipun diperluas menjadi 23 hektare.
Untuk menarik pemuda pemudi terbaik dari seluruh strata sosial, LPTTN menawarkan beasiswa penuh kepada pelajar yang diterima dengan dukungan dana dari TNI yang mempunyai latar belakang politik dan keuangan yang kuat. Para tenaga pengajar (pamong) juga mendapat kan gaji yang di atas rata – rata serta fasillitas lainnya. Namun, setelah krisis ekonomi dan perubahan politik di tahun 1997, LPTTN mengalami kesulitan keuangan sehingga pada tahun 2001 menarik kebijakan beasiswa penuh ini. Sekarang, pelajar terpilih yang mempunyai kesulitan keuangan tetap mendapatkan beasiswa yang diberikan baik oleh individual, perusahaan, maupun pemerintah daerah.
[sunting] Fitur
Walaupun sekolah ini sering disebut sebagai sekolah semi-militer, kurikulum yang digunakan tidak 100% dari militer. SMA TN memakai sistem kurikulum yang dibuat oleh Depdiknas sehingga bisa dibilang SMA TN sama dengan SMA lainnya. Tetapi, ada beberapa perbedaan yang cukup mencolok seperti kesatuan dari seluruh elemen pendidikan dan sistem yang khas yang dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari serta kegiatan sekolah pada umumnya. Bertolak belakang dengan kepercayaan umum, lulusan sekolah ini tidak punya kewajiban untuk memilih militer sebagai kelanjutan pendidikannya. Bahkan, sebagian besar lulusan SMA TN melanjutkan pendidikannya di sekolah non-militer, walaupun bisa dikatakan kalau yang memilih militer sebagai kelanjutan studinya jauh lebih besar dari SMA lain pada umumnya.
[sunting] Proses Pemilihan Siswa
SMA TN mempunya sistem yang cukup ketat dalam hal penerimaan siswa. Ada beberapa tes yang harus diikuti casis (calon siswa) sebelum mereka bisa masuk, seperti tes akademik, psikologi, kesemaptaan jasmani, kesehatan, dan wawancara. Rata-rata siswa yang diterima harus memiliki mental yang kuat, nasionalisme yang tinggi, jiwa kepemimpinan, dan ketahanan fisik.
[sunting] Kurikulum
SMA TN mengutamakan tiga aspek yang digunakan untuk mendidik siswa-siswanya : kebangsaan, kejuangan, serta kebudayaan. Selain itu, para siswa diberikan kurikulum khusus, sebagai tambahan dari kurikulum umum yang dbuat oleh Depdiknas, yang digunakan untuk meningkatkan 3 aspek tersebut, yaitu Kepemimpinan, Kenusantaraan, serta Bela Negara
[sunting] Pelatihan Kepemimpinan
Untuk mempersiapakan para siswa untuk menjadi pemimpin di bidang yang dipilihnya dan memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat, SMA TN secara proaktif memberikan kesempatan untuk memimpin bagi siswanya baik dengan teori maupun secara praktek. Konsep kepemimpinan merupakan hal yang ditekankan oleh sekolah ini melalui pengajaran di kelas, kegiatan organisasi, serta yang lainnya. Para siswa diharapkan untuk menerapkan konsep yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari – hari. Untuk memberikan kesempatan bagi seluruh siswa untuk menjadi pemimpin, dan tidah hanya sebagian saja, sekolah merotasikan posisi Ketua Kelas dan Ketua Graha (asrama) setiap seminggu sekali. .
[sunting] Tradisi
Sekolah ini telah membuat tradisi yang unik guna mempererat tali persaudaraan di antara mereka dan dengan almamater. Diantaranya adalah :
- Pelatihan Dasar Kepemimpinan. Seluruh siswa yang baru masuk diwajibkan untuk mengikuti PDK ini selama 3 bulan, yang berisi Pendidikan Kebangsaan dan latihan dasar militer.Selama PDK, mereka tidak diperkenankan untuk melakukan hubungan dengan pihak luar, termasuk keluarganya. Ini dimaksudkan untuk melatih kemandirian serta kepercayaan diri mereka..
- Rute Panglima Besar Jenderal Sudirman Sebagai seorang pahlawan pada masa perjuangan kemerdekan, Jenderal Sudirman telah menjadi role – model bagi seluruh siswa SMA TN. Mereka diwajibkan untuk menempuh rute yang pernah dijalani oleh para pejuang yang dipimpin Jenderal Sudirman melalui hutan dan gunung selama aksi gerilyanya aoada tahun 1950-an. Rute ini mempunyai jarak kira-kira 40 km dan memakan waktu sekitar 4 hari.
- Perkemahan dan Bakti Sosial Untuk membina hubungan baik dengan lingkungan sekitar, para siswa mempunyai kegiatan perkemahan dan bakti social yang rutin dilakukan. Mereka sering dihadapkan pada lingkungan yang liar dan pengawasan yang minimal, sebuah metode yang dipercaya dapat menumbuhkan mental kejuangan mereka.
[sunting] Kegiatan Extrakurikuler
Untuk menyalurkan bakat para siswa di berbagai serta melatih jiwa kepimpinan mereka, pihak sekolah menyediakan berbagai macam pilihan kegiatan ekstra-kurikuler. Beberapa diantaranya adalah OSIS, Perwakilan Kelas, Peleton Upacara (Tonpara), Patroli Keamanan Sekolah (PKS), Pasukan Tanda Kehormatan (Pataka), Gita Bahana Nusantara Drum Band (GBNDB), PMR, Debating Society, Tim Olahraga (sepak bola, tennis, voli, basket, atletik), seni dan budaya (gamelan, gendang rampak, band, teater), dll.
[sunting] Tri Prasetya Siswa
[sunting] Kode Kehormatan Siswa
[sunting] Jadwal Harian Siswa
- bangun tidur dan ibadah
- olahraga pagi
- persiapan mandiri (mandi, menyemir sepatu, membrasso gesper)
- makan pagi
- apel pagi
- belajar di kelas
- makan siang
- istirahat siang
- belajar di kelas
- apel siang
- kegiatan mandiri
- makan malam
- belajar mandiri di kelas
- apel malam
- istirahat malam
mohon dilengkapi dengan waktu pelaksanaan kegiatan
[sunting] Fasilitas
[sunting] Biaya Sekolah
- Masukan biaya masuk menjadi murid baru, iuran bulanan dan biaya iuran-iuran lainnya termasuk biaya ekstra kurikuler
[sunting] Mata pelajaran dan buku yang digunakan
- Per kelas/ per bidang penjurusan
[sunting] Jam belajar
- Masukan jam belajar (sekolah pagi/ siang?)
- Masukan presentase kehadiran guru dan murid.
[sunting] Kegiatan Ekstrakurikuler
- Mengikuti pekan olah raga yang diadakan oleh sekolah lainnya
[sunting] Prestasi
[sunting] Alumni dan wadah alumni
[sunting] Kepala Sekolah
- Prof. Dr. Tarwotjo, MSc (1990 - 1994)
- MayJen Bambang Hartoyo; MBA (1994)
- BrigJen (Hor) Drs. Sadja Moeljoredjo (1994 - 1998)
- BrigJen Bambang Pradjuritno, SH (1998 - 2004)
- BrigJen Drs. Untung Susoro (2005-2006)
- BrigJen (Purn) Djuwari Sarmyanto ,S.Ip., MSc (sekarang)
[sunting] Keterangan lain
- Rasio guru dan murid
- Rasio kepadatan murid dalam satu kelas
- Apakah ada kejahatan yang pernah terjadi disekolah/ diluar sekolah (contoh: tawuran/ premanisme)
- Kebijaksanaan sekolah untuk murid yang tertangkap memakai obat terlarang/ melakukan pelanggaran