Takako Doi
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Takako Doi (土井 たか子 Doi Takako, lahir 30 November 1928) adalah seorang politikus Jepang.
Daftar isi |
[sunting] Karier awal
Doi dilahirkan di prefektur Hyogo dan lulus dari Fakultas Hukum Universitas Doshisha.
[sunting] Karier politik
Doi terpilih menjadi anggota Diet (Parlemen) Jepang sebagai anggota Partai Sosialis Jepang (PSJ) pada 1969 mewakili distrik 2 Hyogo. Ia melewati 10 tahun pertama dalam masa jabatannya tanpa peranan yang menonjol, namun pada tahun 1980 ia menjadi terkenal ketika ia bersikap sangat kritis terhadap perlakuan pemerintah Jepang yang tidak seimbang terhadap kaum perempuan, khususnya menyangkut gelar ekonomi keluarga yang hanya diberikan kepada perempuan dan UU pendaftaran keluarga yang didominasi oleh laki-laki saja. Ia menekan Diet untuk menandatangani Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan pada 1985.
Ia menjadi Wakil Menteri dari PSJ pada 1984 dan menjadi perempuan pertama yang memimpin partai politik dalam sejarah Jepang pada 1986, sebagai ketua Divisi Kebijakan Sentral PSJ. Ia mengundurkan diri pada 1991, tak lama setelah Perang Teluk, namun kembali memimpin partainya setelah kekalahan telak dalam pemilihan umum tahun 1996, dan mengundurkan diri lagi pada 2003.
PSJ memperoleh sejumlah besar kursi pada 1990 ketika mereka memperoleh 136 kursi di Diet, yang sebagian besar disebabkan oleh ledakan popularitas Doi. Pada 1994, tak satu partai pun menguasai kursi mayoritas dan PSJ membentuk pemerintahan koalisi. Presiden partai PSJ Tomiichi Murayama menjadi perdana menteri. Namun koalisi itu gugur pada 1996 dan Doi mengambil alih pimpinan partainya.
[sunting] Pemimpin partai
Doi adalah politikus oposisi yang populer, namun sebagai pemimpin partai ia menyaksikan oposisi sosialis runtuh.
Tindakan utamanya sebagai pemimpin partai adalah mengubah nama PSJ menjadi Partai Sosial Demokrat (PSD) pada 1996. Doi membuat partainya lebih moderat dengan menambahkan nama "Demokrat" kepada ciri "Sosialisme" partainya. Katanya, ia ingin mementuk partai yang lebih moderat dan melibatkan lebih banyak perempuan ke dalam politik. Tujuan yang terakhir ternyata lebih diprioritaskan, dan Doi secara pribadi bertanggung jawab dalam merekrut tokoh-tokoh radikal seperti Kiyomi Tsujimoto ke dalam partainya.
Pada 1998, sejumlah bekas anggota PSJ dan LDP membentuk Partai Demokrat Jepang, dan PSD menjadi partai oposisi kelas tiga, sementara jumlah anggota terus menurun.
PSD menjadi partai kecil ketika muncul berita tentang sejumlah warga Jepang yang diculik oleh Korea Utara pada 2003. Status Doi memudar ketika kata-katanya kepada keluarga warga yang diculik itu agar mereka "melupakan saja semuanya" dimunculkan di televisi. Begitu pula komentar Doi di Pyongyang pada 1987 berkaitan dengan pesta ulang tahun Kim Il Sung: "Kami, anggota-anggota PSJ menghormati sukses gemilang Republik Demokratis Rakyat Korea di bawah pemimpin besar Kim Il Sung."
Ia kehilangan kursinya dalam pemilu distrik pada tahun 2003, namun berhasil mempertahankan kedudukannya di Diet melalui sistem perwakilan proporsional. Ia kehilangan kursinya pada pemilu 11 September 2005.