SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifisasi artikel. Setelah dirapikan, Anda boleh menghapus pesan ini. |
SMA Pangudi Luhur Van Lith, sebuah SMA yang berdiri tahun 1991 di sebuah kota kecil yang terletak di kaki Gunung Merapi, Muntilan. Sekolah ini mewajibkan seluruh siswanya untuk tinggal di asrama. Sistem pendidikan dan kurikulum sekolah ini cukup berbeda dibandingkan sekolah biasanya, terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan yang jarang ada di SMA lainnya, seperti Katekese, Wawasan Kebangsaan, Sidang Akademi, Live in, Home stay, dan masih banyak lagi lainnya. Semua kegiatan itu mempunyai tujuan yang mengarah pada visi dan misi SMA ini.
Daftar isi |
[sunting] Sejarah SMA Pangudi Luhur Van Lith
Kampus SMA Pangudi Luhur Van Lith yang sekarang ini, sebelumnya pernah digunakan untuk mendidik calon guru SD dengan sistem asrama yang didirikan oleh Pastor Fransiskus Gregorius Yosephus Van Lith, SJ. pada tahun 1904. Sekolah Guru tersebut berupa RC Kweekschool dan Normaalschool.
Romo Fransiskus Gregorius Van Lith Sj. dilahirkan di Oirachot, Belanda pada tanggal 17 Mei 1863. Datang ke Jawa tahun 1896, meninggal di Semarang pada tanggal 17 Mei 1926. Dan dimakamkan di Muntilan.
Pada tahun 1952 sekolah tersebut diserahkan kepada Kongregasi Bruder FIC, yang dalam perkembangannya menjadi SGB, SMP, dan kemudian SGA Xaverius.
Pada tahun 1966 SGA Xaverius berganti nama menjadi SPG Van Lith.
Pada tahun 1991 Pemerintah menutup semua SPG di seluruh Indonesia dan SPG Van Lith beralih fungsi menjadi SMA Pangudi Luhur Van Lith Berasrama dengan status Disamakan berdasarkan Keputusan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah No. 488/C/Kep/I/92 tanggal 31 Desember 1992
[sunting] Dasar dan Semangat SMA Pangudi Luhur Van Lith
1. Dasar : Pancasila
2. Semangat : Iman Kristiani
[sunting] Tujuan SMA Pangudi Luhur Van Lith
1. Mendampingi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi-potensinya secara optimal dalam bidang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai hidup yang diperlukan untuk siap melanjutkan ke perguruan tinggi maupun hidup di tengah masyarakat.
2. Mendampingi peserta didik agar mampu terus menerus mengembangkan diri, sehingga pada waktunya dapat menjadi pemimpin yang tangguh, berbobot, dan berdedikasi tinggi demi kemajuan masyarakat, bangsa, negara, dan Gereja.