SMA Negeri 1 Cilacap
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Keseluruhan artikel atau bagian tertentu dari artikel ini perlu di-wikifisasi. |
SMA Negeri 1 Cilacap adalah sebuah SMA negeri di kota Cilacap, Jawa Tengah.
Awalnya hanya sebuah SMA Partikelir A dan C yang berdiri tahun 1958 dan membuka pendaftaran di SMP 1 Cilacap dengan siswa pertama 60 anak. Kegiatan pembelajaran pun dilakukan berpindah-pindah tempat waktu itu : dari SGB 6 tahun (SPG dan kini SMAN 3 Cilacap), pindah ke Gedung Kesenian di Pelabuhan Cilacap (gedung yang diberi sekat-sekat), dan kemudian ke SMPN 2 Cilacap di Kandang Macan – Jl. D.I. Panjaitan. Para guru pengajar pun sebagian dari Cilacap dan sebagian didatangkan dari Purwokerto.
Berdasarkan SK Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tanggal 11 Juni 1959 Nomor : 27/SK/B.II, SMA Partikelir A dan C ini berubah status menjadi SMA Negeri Bagian A, B, C Cilacap, dan untuk sementara bertempat di SMPN 2 Cilacap. Pada 1 Agustus 1959 dilakukan serah terima dari Wardoyo (Kepala SMPN 1 Cilacap) kepada Slamet Singawilastra (guru yang kemudian menjadi Kepala SMA Partikelir A dan C, dan menjadi SMAN 1 Cilacap yang pertama).
Berdasarkan Surat Perintah PADIM PEKUPER TJILATJAP ttd. Letnan Satu Infanteri Nasoem WS. Nomor : SP-PPKP/08/4/1960 tanggal 26 April 1960, mulai dibangunlah gedung untuk SMA Negeri A, B, C di Jalan MT Haryono 730 (menjadi lokasi permanen hingga sekarang). Keputusan itu merupakan hasil kesepakatan rapat antara Bupati/Kepala Daerah Swatantra Tingkat II Cilacap dengan PADIM/PUPEKUPER Cilacap dan POM SMA tanggal 25 April 1960 tentang rencana biaya dan pelaksanaan pembangunan SMA Negeri A, B, C Cilacap.
Pertama kali bangunan gedung SMAN 1 Cilacap hanya terdiri dari 4 kelas yang dilengkapi meja tulis, bangku, papan tulis, dan almari untuk keperluan kelas dan guru. Biaya pembangunan gedung beserta isinya tersebut menelan dana Rp 144 ribu. Bangunan tersebut belum semua permanen (tembok), namun sebagian tembok masih menggunakan gedek (tabag). Pembangunan gedung baru dilanjutkan dengan membangun 6 ruang yang berhadapan dengan 4 kelas yang sudah ada, dan pembangunan 4 ruang berikutnya menghubungkan dua blok ruangan yang berhadapan dan membentuk huruf U (di tengahnya lapangan untuk upacara).
Pembangunan SMA Negeri 1 Cilacap dilakukan lagi pada 18 Mei 1966 ke bagian depan sehingga menutup leter U - bentuk bangunan sebelumnya, menjadi bentuk bangunan segi empat. Pembangunan ini dilakukan oleh para siswa dan mengikutsertakan para Tapol G 30 S / PKI di Nusakambangan di bawah pengawasan langsung oleh Dandim Cilacap Letkol. Hadisutomo. Penanggung jawab lapangan diserahkan kepada KASDIM Mayor Kusworo yang dibantu bagian logistik Mayor Purnawarman Tugiman, serta mantan Kepala LP Cilacap Tugimin dan Sukimin. Bantuan material pembangunan gedung SMA Negeri Cilacap ini antara lain datang dari desa-desa 20 ribu batu bata, semen dari pengusaha Cina, kayu dari Nusakambangan, genteng pres dan Soka sumbangan dari Superposfat. Bangunan baru bagian depan selesai pada 17 Agustus 1967 dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah Munadi. Gedung ini selain menjadi gerbang masuk juga terdiri dari 7 ruangan, yaitu ruang Kepala SMAN, ruang guru, ruang TU, ruang perpustakaan, dan ruang-ruang kelas. Sejak penandatangan prasasti peresmian bangunan oleh Gubernur Munadi itulah SMAN 1 Cilacap diperingati bersama sebagai hari ulang tahun hingga sekarang. Jika dilihat perubahan dari SMA Partikelit A dan C menjadi SMA Negeri A, B, C maka hari ulang tahun SMAN 1 adalah pada 11 Juni. Sedangkan jika dilihat dari penyerahan oleh Kepala SMP Negeri 1 Cilacap Wardoyo kepada Slamet Singawilastra sebagai Kepala SMA Partikelir A dan C yang kemudian menjadi SMA Negeri A, B, C, maka hari ulang tahunnya jatuh pada 1 Agustus.
Sejak berdiri hingga sekarang SMA Negri 1 Cilacap telah dipimpin oleh 11 orang Kepala, yaitu Slamet Singawilastra, Paryadi, Basuki Rahardjo, Sumitro, Sri Waluyo Mangkudikoro, Hastuti SK., Muhargo, Sabar Hadiwardodjo, Sutanto, Alip Suwarno, dan Tri Winarso. Sedangkan jumlah guru keseluruhan sekarang 66 orang yang rata-rata sudah berpengalaman dan senior sehingga akan lebih profesional, dan 24 tenaga administrasi yang siap mensukseskan visi, misi, dan program sekolah.
Ketika ujian pertama kali pada 1961 di SMA Negeri Purwokerto, ternyata hasilnya rata-rata nilainya berada di atas SMA Negeri Purwokerto yang lebih dahulu berdiri. Para alumni SMA Negeri Cilacap pun banyak yang sukses bahkan pernah menduduki kursi Menteri, seperti Subijakto Tjakrawerdaja (Menteri Koperasi era Presiden Soeharto), Fuad Bawazir (Menteri Keuangan pada pemerintahan Presiden B.J. Habibie), Al Hilal Hamdi (Menteri Negara Transmigrasi dan Kependudukan masa pemerintahan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid yang lebih akrab disapa Gus Dur) Bambang Kesowo (Menteri Sekretaris Negara/Sekretaris Kabinet pada pemerintahan Presiden Megawati). Di samping itu, para alumninya juga tersebar di berbagai sektor, swasta, dosen, rektor (Rubiyanto Misman – sekarang rektor Unsoed), militer, polisi, PNS, guru, dll.
Sejak berdiri SMA Negeri 1 Cilacap selalu berbenah diri baik dalam aspek fisik maupun akademisnya, selalu berusaha menuju ke arah kemajuan seiring perkembangan dan tuntutan zaman dan akselerasi teknologi dan informasi yang berjalan tidak linier, penuh kejutan dan lompatan-lompatan hasil teknologi. Pada aspek akademis, SMA 1 Cilacap melaksanakan upaya peningkatan melalui berbagai upaya seperti workshop di tingkat provinsi maupun nasional, melaksanakan in house training (IHT), MGMP, seminar, pelatihan, dll. Sedangkan dalam aspek fisik mulai dilakukan perubahan, penataan, dan penambahan sarana fisik seperti gedung pertemuan (aula) serba guna yang hingga kini sedang dalam proses penyelesaian, renovasi ruang kelas, laboratorium, penambahan ruang kelas, ruang kegiatan, pengadaan komputer, pemasangan internet, pembenahan ruang perpustakaan dan pengadaan buku-buku bacaan, buku-buku penunjang, pengadaan dan melengkapi sarana/alat-alat olah raga, sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran, penataan dan pengadaan ruang koperasi, dll. Hal-hal tersebut sangat membutuhkan kerja sama dan dukungan dari semua pihak dalam berbagai hal, khususnya orang tua/wali dan instansi/masyarakat terkait. Apalagi menyambut penerapan pelaksanaan kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi sangat memerlukan sarana penunjang seperti handycam, TV, VCD, LCD, Laptop dan komputer, laboratorium IPS, dll. Dan dalam rangka memperluas jaringan dan mencapai tujuan pendidikan, maka proses pembelajaran tidak hanya di dalam kelas oleh guru namun bisa mengundang pihak-pihak terkait dengan materi pelajaran maupun melakukan observasi, survei, dan kunjungan ke objek-objek (sumber-sumber) belajar di luar kelas. Untuk itu diperlukan upaya menjalin dan memperluas kerja sama dengan institusi masyarakat dan instansi–instansi pemerintah, studi banding ke sekolah yang lebih maju, dll.
Sekarang SMAN 1 Cilacap merupakan sekolah favorit di kabupaten Cilacap. Tahun lalu dan sekarang memiliki 28 kelas (Kelas 1 dan 2 masing-masing 9 kelas, dan kelas 3 terdiri dari program IPA 5 kelas, IPS 4 kelas, dan Bahasa 1 kelas). Jumlah siswa tahun pelajaran 2003/2004 :1.158 siswa yang terdiri dari 520 putra dan 638 putri. Tahun pelajaran 2004/2005 jumlah siswa sekitar 1.173 siswa. Untuk kelas 1 dan 2 rata-rata per kelas antara 44-46 siswa. Dan pada Tahun Pelajaran 2005/2006 jumlah siswa 1.173 anak, terdiri dari kelas X : 384, kelas XI : 398, dan kelas III : 391.
Jumlah kelulusan setelah adanya kebijakan standar minimal nilai kelulusan Tahun Pelajaran 2002/2003 dan 2003/2004 yang sempat diributkan, bagi SMAN 1 selama ini tak ada masalah karena kelulusan mencapi 100 persen. Hal tersebut karena persiapan yang dilakukan cukup baik dan seleksi masuk pun telah diuapayakan sedemikian rupa agar siswa bisa menyesuaikan diri, karena setiap siswa harus memiliki semangat, motivasi, dan keyakinan diri untuk berkompetisi positif dalam belajar dengan teman-temannya serta siap fisik dan mental.
Syarat memasuki program studi (penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa) pun telah distandardisasi dan diberitahukan terlebih dahulu kepada siswa. Khusus untuk masuk jurusan IPA minimal nilai rata-rata IPA (Fisika, Kimia, Biologi, dan Matematika) minimal 6,70 pada tahun 2003/2004, dan 68 pada tahun pelajaran 2005/2006 dari nilai murni rapor (sebelum pembulatan). Sedangkan jurusan IPS/IS nilai minimal jurusan (Ekonomi-Akuntansi, Sosiologi-Antropologi, Sejarah, dan Geografi) minimal 65, demikian juga jurusan Bahasa mensyaratkan minimal 65 untuk mata pelajaran jurusan Bahasa.
Prestasi yang diraih pun setiap tahun tak sepi dari keberhasilan meraih prestasi, baik di tingkat kabupaten, karesidenan, provinsi, bahkan nasional dalam berbagai bidang, baik akademik maupun non-akademik. Dalam beberapa tahun terakhir ini prestasi yang diperoleh pada tingkat karesidenan, provinsi, dan nasional cukup membangggakan, seperti meraih juara 1 lomba karikatur tingkat nasional, juara umum lomba debat Bahasa Inggris yang dilaksanakan oleh suatu lembaga di Unsoed, masuk 30 besar nasional olimpiade fisika, juara 2 lomba Akuntansi se-Jawa Tengah dan Yogyakarta yang diselenggarakan UGM Yogyakarta, Juara 1 lomba mapel matematika tingkat provinsi, bahkan masuk dalam tahap kedua dalam penyaringan olimpiade matematika tingkat nasional ke tingkat internasional, dll.
Dalam pengiriman duta ke luar negeri, tahun pelajaran 2003/2004 SMA Negeri 1 Cilacap mengirimkan dua siswanya mewakili Indonesia ke negara Cheko, yakni Fahdi Faaz (III IPA 2) – sekarang di Teknik Kimia UGM dan Eling Sekarkinasih (III IPS 4) dari Pramuka. SMA Negeri 1 Cilacap yang diwakili R.AA Koesoema Wijaya berhasil meraih peringkat pertama di Jawa Tengah dalam seleksi program pertukaran siswa dengan negara bagian Queensland, Australia tahun 2004. Bersama 8 siswa mewakili kabupaten masing-masing di Jawa Tengah.
Mayoritas alumni SMA Negeri 1 Cilacap (sekitar 90 persen) melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, baik ke PTN/PTS seperti UGM, UNY, UNDIP, UNES, ITB, IPB, UNPAD, UNIBRAW, STAN, UI, STPDN, UII, Universitas Sanatha Dharma, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dll. sesuai laporan para alumni. Alumni SMAN 1 Cilacap yang masuk PTN selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun; tahun pelajaran 2001/2002 113 siswa (33,33 %), tahun pelajaran 2002/2003 meningkat menjadi 145 anak (40,78 %), dan tahun pelajaran 2002/2003 menjadi 199 anak (58,70 %), khusus jurusan Bahasa (22 siswa) 100 persen diterima di PTN. Sedangkan tahun pelajaran 2003/2004 belum bisa diketahui secara pasti karena belum ada laporan dari para siswa. Namun sebagian siswa sudah diterima di PTN melalui PMDK dan melalui Ujian Masuk UGM.