Karo
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
- Untuk kegunaan lain, lihat Karo (disambiguasi).
Karo adalah suku yang mendiami Dataran Tinggi Karo, sebagian wilayah Deli Serdang, Kota Binjai, Langkat, Dairi, Kota Medan, dan Aceh Tenggara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Kabupaten Karo. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo.
Daftar isi |
[sunting] Eksistensi Kerajaan Haru-Karo
Kerajaan Haru-Karo mulai menjadi kerajaan besar di Sumatera, namun tidak diketahui secara pasti kapan berdirinya. Namun demikian, Brahma Putra, dalam bukunya "Karo dari Jaman ke Jaman" mengatakan bahwa pada abad 1 Masehi sudah ada kerajaan di Sumatera Utara yang rajanya bernama "Pa lagan". Menilik dari nama itu merupakan bahasa yang berasal dari suku Karo. Mungkinkah pada masa itu kerajaan haru sudah ada?, hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.(Darman Prinst, SH :2004)
Kerajaan Haru-Karo diketahui tumbuh dan berkembang bersamaan waktunya dengan kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Johor, Malaka dan Aceh. Terbukti karena kerajaan Haru pernah berperang dengan kerajaan-kerajaan tersebut.
Kerajaan Haru identik dengan suku Karo,yaitu salah satu suku di Nusantara. Pada masa keemasannya, kerajaan Haru-Karo mulai dari Aceh Besar hingga ke sungai Siak di Riau. Eksistensi Haru-Karo di Aceh dapat dipastikan dengan beberapa nama desa di sana yang berasal dari bahasa Karo. Misalnya Kuta Raja (Sekarang Banda Aceh), Kuta Binjei di Aceh Timur, Kuta Karang, Kuta Alam, Kuta Lubok, Kuta Laksmana Mahmud, Kuta Cane, Blang Kejeren, dan lainnya. (D.Prinst, SH: 2004)
Terdapat suku Karo di Aceh Besar yang dalam logat Aceh disebut Karee. Keberadaan suku Haru-Karo di Aceh ini diakui oleh H. Muhammad Said dalam bukunya "Aceh Sepanjang Abad", (1981). Beliau menekankan bahwa penduduk asli Aceh Besar adalah keturunan mirip Batak. Namun tidak dijelaskan keturunan dari batak mana penduduk asli tersebut. Sementara itu, H. M. Zainuddin dalam bukunya "Tarikh Aceh dan Nusantara" (1961) dikatakan bahwa di lembah Aceh Besar disamping Kerajaan Islam ada kerajaan batak Karo. Selanjunya disebutkan bahwa penduduk asli atau bumi putera dari Ke-20 Mukim bercampur dengan suku Batak Karo ysng dalam bahasa Aceh disebut batak Karee. Brahma Putra, dalam bukunya "Karo Sepanjang Zaman" mengatakan bahwa raja terakhir suku Karo di Aceh Besar adalah Manang Ginting Suka.
Kelompok karo di Aceh kemudian berubah nama menjadi "Kaum Lhee Reutoih" atau kaum tiga ratus. Penamaan demikian terkait dengan peristiwa perselisihan antara suku Karo dengan suku Hindu di sana yang disepakati diselesaikan dengan perang tanding. Sebanyak tiga ratus (300) orang suku Karo akan berkelahi dengan empat ratus (400) orang suku Hindu di suatu lapangan terbuka. Perang tanding ini dapat didamaikan dan sejak saat itu suku Karo disebut sebagai kaum tiga ratus dan kaum Hindu disebut kaum empat ratus.
Dikemudian hari terjadi pencampuran antar suku Karo dengan suku Hindu dan mereka disebut sebagai kaum Jasandang. Golongan lainnya adalah Kaum Imam Pewet dan Kaum Tok Batee yang merupakan campuran suku pendatang, seperti: Kaum Hindu, Arab, Persia, dan lainnya.
[sunting] Wilayah Suku Karo
Sering terjadi kekeliruan dalam percakapan sehari-hari di masyarakat bahwa Taneh Karo diidentikkan dengan Kabupaten Karo. Padahal, Taneh Karo jauh lebih luas daripada Kabupaten Karo karena meliputi:
[sunting] Wilayah Kabupaten Karo
[sunting] Kota Medan
Pendiri kota Medan adalah seorang putra Karo yaitu Guru Patimpus sembiring Pelawi
[sunting] Kota Binjai
[sunting] Kabupaten Dairi
Sebagian kabupaten Dairi yang merupakan Taneh Karo:
- Kecamatan Taneh Pinem
- Kecamatan Tiga Lingga
[sunting] Kabupaten Deli Serdang
Sebagian kabupaten Deli Serdang yang merupakan Taneh Karo:
- Kecamatan Lubuk Pakam
- Kecamatan Bangun Purba
- Kecamatan Galang
- Kecamatan Gunung Meriah
- Kecamatan Sibolangit
- Kecamatan Pancur Batu
- Kecamatan Namo Rambe
- Kecamatan Sunggal
- Kecamatan Kuta Limbaru
- Kecamatan STM Hilir
- Kecamatan Hamparan Perak
- Kecamatan Tanjung Morawa
- Kecamatan Sibiru-biru
[sunting] Kabupaten Langkat
Taneh Karo di kabupaten Langkat meliputi:
- Kecamatan Selesai
- Kecamatan Kuala
- Kecamatan Salapian
- Kecamatan Bahorok
- Kecamatan Pd.Tualang (Batang Serangan)
- Kecamatan Sungai Bingai
- Kecamatan Stabat
[sunting] Kabupaten Aceh Tenggara
Taneh Karo di kabupaten Aceh Tenggara meliputi:
- Kecamatan Lau Sigala-gala (Desa Lau Deski, Lau Perbunga, Lau Kinga)
- Kecamatan Simpang Simadam