Invasi Normandia
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Invasi Normandia | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Dunia II | |||||||
Kompi E, Infanteri ke-16, Amerika Serikat mendarat di Pantai Omaha, Normandia. |
|||||||
|
|||||||
Pihak yang terlibat | |||||||
Amerika Serikat Britania Raya Kanada Pasukan Kemerdekaan Perancis Polandia |
Nazi Jerman | ||||||
Komandan | |||||||
Dwight Eisenhower Bernard Montgomery Bertram Ramsay Trafford Leigh-Mallory |
Gerd von Rundstedt Erwin Rommel Friedrich Dollmann |
||||||
Kekuatan | |||||||
1.452.000 (25 Juli)[1] | 380.000 (23 Juli)[2] | ||||||
Jumlah korban | |||||||
45.000 tewas 173.000 terluka atau hilang[3] |
200.000 tewas, terluka, atau hilang 200.000 tertangkap |
Invasi Normandia, yang nama kodenya adalah Operasi Overlord, adalah sebuah operasi pendaratan yang dilakukan oleh pasukan Sekutu pada Perang Dunia II pada tanggal 6 Juni 1944. Dan sampai sekarang merupakan invasi laut paling besar dalam sejarah, dengan hampir tiga juta tentara menyebrangi Selat Inggris dari Inggris ke Perancis yang diduduki oleh tentara Nazi Jerman.
Mayoritas satuan tempur pada serangan ini adalah pasukan Amerika Serikat, Britania Raya, dan Kanada. Pasukan Kemerdekaan Perancis dan pasukan Polandia ikut bertempur setelah fase pendaratan, selain itu, pasukan dari Belgia, Cekoslovakia, Yunani, Belanda, dan Norwegia juga turut serta.[4]
Invasi Normandia dibuka dengan pendaratan parasut dan glider pada dini hari, serangan udara dan artileri laut, dan pendaratan amfibi pagi hari, pada 6 Juni, D-Day. Pertempuran untuk menguasai Normandia berlanjut selama lebih dari dua bulan, dengan kampanye untuk menembus garis pertahanan Jerman dan menyebar dari pantai yang sudah dikuasai Sekutu. Invasi ini berakhir dengan dibebaskannya Paris, dan jatuhnya kantong Falaise pada akhir Agustus 1944.[5]
Daftar isi |
[sunting] Persiapan
[sunting] Persiapan sekutu
Setelah invasi Jerman terhadap Uni Soviet (Operasi Barbarossa), Soviet lah yang melakukan mayoritas pertempuran menghadapi Jerman di Eropa. Presiden Franklin D. Roosevelt dan Perdana Menteri Winston Churchill pada tahun 1942 menyatakan bahwa Amerika Serikat dan Britania Raya siap membuka "front kedua" di Eropa untuk membantu Uni Soviet menghadapi Jerman, pernyataan ini dinyatakan lagi pada musim semi tahun 1943.
Britania Raya, dibawah Winston Churchill, ingin menghindari serangan langsung seperti pada Perang Dunia I yang pasti akan menyebabkan banyak korban. Mereka juga lebih menyukai menggunakan taktik terselubung dengan membantu para pemberontak yang diduduki Jerman, lalu melakukan serangan dari Mediterania, ke Wina, lalu memasuki Jerman dari selatan. Cara seperti ini juga dianggap dapat membatasi masuknnya Soviet ke Eropa.
Namun Amerika Serikat menganggap bahwa cara paling optimal adalah serangan langsung dari markas Sekutu yang paling dekat dan besar. Mereka sangat menginginkan metode ini, dan menyatakan bahwa hanya cara inilah yang akan mereka dukung dalam jangka panjang. Dua proposal awal direncanakan: Operasi Sledgehammer, yang merupakan invasi untuk tahun 1942, dan Operasi Roundup, yaitu invasi lebih besar pada tahun 1943. Proposal yang ke-2 diterima, lalu diganti namanya menjadi Operasi Overlord dan ditunda sampai 1944.
[sunting] Peralatan khusus
Untuk melancarkan jalannya invasi ini, Sekutu mengembangkan banyak perlatan khusus. Mayor-Jenderal Percy Hobart ditugaskan untuk mengetuai pengembangan kendaraan lapis baja khusus. Kendaraan-kendaraan ini, yang dijuluki Hobart’s Funnies, antara lain tank yang bisa berenang Sherman Duplex Drive, tank pembersih ranjau, tank pembuat jembatan, tank pembuat jalanan, dan tank khusus untuk menghancurkan gedung beton. Pengetesan kendaraan-kendaraan ini dilakukan di Kirkham Priory di Yorkshire, Inggris.
Selain kendaraan lapis baja, dibuat juga dua pelabuhan buatan Mulberry Harbour agar bisa mendatangkan persediaan secara cepat, ditambah dengan tidak adanya pelabuhan laut dalam di lokasi pendaratan. Untuk mengirimkan bahan bakar dari Inggris, Sekutu menjalankan Operasi PLUTO (Pipe Line Under The Ocean), yaitu jalur pipa bawah laut.
[sunting] Persiapan Jerman
Pada tahun 1942 dan 1943, Jerman menganggap bahwa kemungkinan serangan Sekutu dari barat sangat kecil. Persiapan menghadapi invasi hanya berupa pembangunan fortifikasi yang melindungi pelabuhan-pelabuhan utama oleh Organisasi Todt.
Pada akhir 1943, pengumpulan kekuatan Sekutu di Inggris menyebabkan Komandan Bagian Barat Jerman, Field Marshal Gerd von Rundstedt, untuk meminta tambahan pasukan. Pasukan yang dimiliki sebelumnya hanya merupakan formasi statik saja, tanpa alat-alat transportasi dan peralatan dukungan. Selain itu pasukan itu terdiri dari tentara yang tidak sempurna secara fisik (misalnya orang-orang yang kehilangan jarinya oleh dinginnya Front Timur), atau merupakan wajib militer Polandia dan negara non-Jerman lainnya.
Selain tambahan pasukan, von Rundstedt mendapatkan anak buah baru, Field Marshal Erwin Rommel. Rommel awalnya hanya ditugaskan untuk memerikasa Tembok Atlantik, namun kemudian meminta untuk diberi tugas memimpin pasukan pertahanan Perancis utara, Belgia, dan Belanda. Permintaan ini dipenuhi dan pasukan yang dipimpinnya digabungkan dalam Grup B Angkatan Darat pada Februari 1944.
[sunting] Pendaratan
[sunting] Pendaratan udara
Pendaratan laut akan sangat lemah kalau diserang dari samping, dan ketika dalam proses pendaratan. Untuk itu, pendaratan udara dilakukan untuk merebut posisi-posisi kunci, dengan tujuan memblokir serangan balik Jerman, mengamankan bagian samping pendaratan laut, dan melancarkan pergerakan pasukan laut dari pantai. Divisi Airborne Amerika Serikat 82 dan 101 ditugaskan untuk menamankan samping barat, dan Divisi Airborne 6 Britania Raya ditugaskan ke samping timur.
[sunting] Pendaratan udara Britania Raya
Di timur lokasi pendaratan laut, terdapat wilayah yang terbuka dan datar, yang ideal untuk serangan kendaraan lapis baja Jerman. Namun, wilayah terbuka tersebut dan lokasi pendarat laut dipisahkan oleh Sungai Orne, yang mengalir dari ke dari Caen sampai Tanjung Seine. Satu-satunya penyembrangan sungai ini di utara Caen berada pada tujuh kilometer dari lokasi pendaratan laut, yaitu di dekat Bénouville dan Ranville. Untuk Jerman, ini merupakan satu-satunya rute untuk serangan balik dari samping timur. Dan untuk Sekutu, penyembrangan ini sangat penting untuk serangan ke Caen.
Objektif taktis Divisi Airborne 6 Britania Raya adalah merebut jembatan-jembatan penyebrangan di Bénouville-Ranville, bertahan menghadapi serangan balik Jerman, menghancurkan meriam artileri di Merville yang menembak ke Pantai Sword, dan menghancurkan lima jembatan di Sungai Dives.
[sunting] Pendaratan udara Amerika Serikat
Pendaratan udara Amerika Serikat dilakukan oleh Divisi Airborne 82 (Operasi Detroit) dan 101 (Operasi Chicago). Pada saat pendaratan, para penerjun payung tersesat dan tidak dapat perkumpul dengan baik. Ini dikarenakan oleh lokasi pendaratan yang tidak ditandai, cuaca yang buruk, dan medan yang sulit. Setelah 24 jam, yang 2.500 dari 6.000 anggota Divisi Airborne 101 yang telah bergabung kembali. Tetapi, tersebarnya pasukan penerjun payung Amerika Serikat membantu membingungkan tentara Jerman.
Pada pagi hari tanggal 6 Juni, Divisi Airborne 82 berhasil merebut Sainte-Mère-Église, kota pertama yang direbut pada invasi ini.
[sunting] Pantai Sword
Serangan pada Pantai Sword dimulai pada jam 0300 dengan serangan udara ke pertahan laut dan artileri Jerman. Serangan artileri laut dimulai beberapa jam kemudian. Pada jam 0730, satuan-satuan pertama berhasil mendarat di pantai. Satuan ini adalah satuan tank Sherman DD milik Hussar ke-13/18, yang diikuti oleh infanteri Brigade 8.
Pada Pantai Sword, infanteri Britania Raya berhasil mendarat dengan sedikit korban. Pada akhir hari itu, mereka berhasil maju sejauh delapan kilometer, tetapi gagal mendapatkan target ambisius Montgomery, khususnya Caen yang merupakan objektif utama, yang tetap dikuasai Jerman sampai akhir D-Day.
[sunting] Pantai Juno
Pasukan Kanada yang mendarat di Pantai Juno berhadapan dengan 11 meriam berat 155 mm dan 9 meriam sedang 75 mm, juga senapan mesin, bunker, dan fortifikasi beton lainnya. 50% gelombang pertama yang mendarat tewas, pendaratan ini adalah pendaratan pantai dengan jumlah korban tertinggi ke-2 setelah Pantai Omaha. Pemakaian Sherman DD termasuk sukses di Pantai Juno, dengan beberapa, sesuai rencana, sampai duluan sebelum infanteri dan membantu menghancurkan pertahanan Jerman.[6]
[sunting] Pantai Gold
Korban juga banyak pada Pantai Gold, dimana kedatangan tank perenang Sherman DD tertunda, dan Jerman telah memfortifikasi sebuah desa di pantai dengan baik. Namun Divisi Infanteri ke-50 berhasil mengalahkan pertahanan ini dan maju sampai dekat Bayeux. Divisi ini adalah salah satu yang paling jauh mendekati objektif utamanya.
[sunting] Pantai Omaha
Pendaratan di Pantai Omaha merupakan pendaratan yang paling banyak memakan korban. Elemen Divisi Infanteri ke-1 dan ke-29 Amerika Serikat berhadapan dengan Divisi Infanteri ke-352 Jerman, salah satu divisi yang paling berpengalaman di invasi pantai ini. Intelegen Sekutu gagal mengetahui bahwa Divisi Infanteri Statik ke-714 yang relatif berkualitas rendah digantikan oleh Divisi ke-352 beberapa hari sebelum invasi. Omaha merupakan pantai dengan pertahanan yang paling berat, dan serangan udara serta artileri sebelum invasi ternyata tidak efektif.
Di bagian timur, 27 dari 32 tank Sherman DD tidak sampai ke pantai. Dan di bagian Barat, tank DD berhasil mendarat tapi banyak yang hancur oleh artileri Jerman. Data resmi mengatakan bahwa "10 menit setelah mendarat, kompi [pemimpin] menjadi tidak berfungsi, tanpa komandan, dan hampir sama sekali tidak bisa bertempur. Setiap perwira dan sersan telah tewas atau terluka [...] Ini berubah menjadi perjuangan untuk bertahan dan penyelamatan". Korban pada Pantai Omaha sampai 2.400 orang pada jam-jam pertama. Beberapa komandan sempat ingin mundur dari pantai itu, tetapi beberapa satuan kecil membentuk tim-tim ad hoc yang akhirnya berhasil menguasai pantai dan maju masuk ke daratan.
[sunting] Pointe du Hoc
Point du Hoc merupakan tempat penempatan meriam yang berada pada tebing beton tinggi. Disini, Batalyon Ranger ke-2, yang dipimpin oleh James Earl Rudder, ditugaskan untuk memanjat tebing-tebing setinggi 30 meter tersebut dengan menggunakan tali, lalu menghancurkan meriam-meriam diatas, yang diperkirakan menembak ke Pantai Omaha dan Utah. Tetapi setelah tiba diatas tebing ternyata meriam-meriam tersebut sudah dipindahkan, dan kemudian pada Ranger maju masuk ke daratan lalu menemukan dan menghancurkan meriam-meriam tersebut.
[sunting] Pantai Utah
Pendaratan di Pantai Utah merupakan pendaratan dengan korban paling sedikit. Divisi Infanteri ke-4 yang mendarat di pantai ini ternyata mendarat di tempat yang salah karena arus yang mendorong kendaraan pendarat mereka ke arah tenggara, ke daerah yang tidak dijaga dengan baik. Divisi ini kemudian maju ke daratan dengan mudah, ditambah dengan bantuan dari Resimen Infanteri Parasut 502 dan 506. Dengan korban yang sangat sedikit, mereka juga dapat bergerak dengan cepat, dengan tingkat kesuksesan yang sangat tinggi.
[sunting] Setelah pendaratan
Setelah pantai dikuasai, dua pelabuhan buatan Mulberry Harbour diderek melalui Selat Inggris dan selesai dirakit pada D+3 (9 Juni). Satu dibuat di Arromanches oleh pasukan Britania Raya, dan satu lagi di Pantai Omaha oleh Amerika Serikat. Pada tanggal 19 Juni sebuah badai menunda kegiatan pengiriman persediaan dan menghancurkan pelabuhan buatan di Pantai Omaha. Ketika itu, Britania Raya sudah mendaratkan 314.547 orang, 54.000 kendaraan, dan 102.000 ton persediaan. Sementara Amerika Serikat telah mendaratkan 314.504 orang, 41.000 kendaraan, dan 116.000 ton persediaan.[7]
[sunting] Cherbourg
Di bagian barat invasi, pasukan Amerika Serikat ditugaskan untuk menguasai Semenanjung Cotentin, khususnya Cherbourg, yang memiliki pelabuhan laut dalam. Wilayah dibelakang pantai Utah dan Omaha dicirikan oleh bocage, yaitu parit kuno dan pagar tanaman yang tebalnya sampai tiga meter, tersebar setiap 100 sampai 200 meter, membuatnya sangat menyulitkan untuk tank, peluru, dan penglihatan, dan menjadi tempat bertahan yang ideal. Infanteri Amerika Serikat maju menuju Cherbourg dengan lambat, dan dengan banyak korban. Bagian ujung semenanjung baru didatangi pada 18 Juni. Dan setelah melawan pasukan Sekutu dengan gigih komandan Cherbourg, Letnan Jenderal von Schlieben, akhirnya menyerah setelah sebelumnya sempat menghancurkan pelabuhan Cherbourg, yang membuat pelabuhan itu baru bisa dipakai pada pertengahan Agustus.
[sunting] Caen
Caen dianggap sebagai objektif yang penting oleh Montgomery, maka Caen menjadi target beberapa serangan. Serangan pertama adalah Operasi Perch, yang mencoba menyerang Jerman lewat samping di Villers-Bocage. Tapi serangan ini dihentikan oleh Jerman pada Pertempuran Villers-Bocage. Usaha serangan sempat tertunda karena badai yang menghentikan laju persediaan pada 17 sampai 23 Juni, walau begitu, serangan balik Jerman bisa dihentikan pada Operasi Epsom, dikarenakan serangan balik tersebut sudah diketahui oleh intelejen. Caen kemudian dihujani bom dari pesawat, dan bagian utaranya berhasil diduduki pada Operasi Charnwood, 7 sampai 9 Juli. Ini kemudian dilanjutkan dengan serangan besar-besaran yang dipimpin Jenderal Miles Dempsey, yang diikuti oleh seluruh divisi lapis baja Britania Raya, Operasi Goodwood, 18 sampai 21 Juli, berhasil menguasai sisa Caen beserta dataran tinggi di bagian selatannya.
[sunting] Menembus garis pantai
Strategi penting yang dilakukan Montgomery adalah membuat Jerman memfokuskan pasukan cadangan mereka ke bagian timur invasi agar garis pertahanan Jerman bisa ditembus di bagian barat. Strategi ini berhasil, dan setelah Operasi Goodwood, Jerman telah memobilisasikan sisa pasukan cadangan mereka untuk menghadapi pasukan Britania Raya dan Kanada di selatan Caen. Operasi untuk menembus garis pantai (beachhead), yang dinamakan Operasi Kobra, dilakukan pada tanggal 24 Juli oleh First Army Amerika Serikat. Operasi ini berhasil dengan baik, Korps VIII berhasil menembus pertahanan Jerman dan memasuki Coutances, di bagian barat Semenanjung Cotentin, pada 28 Juli.
[sunting] Rujukan
- ↑ Zetterling: "On 25 July there were 812,000 US soldiers and 640,000 British in Normandy."
- ↑ Zetterling: "When Operation Cobra was launched, the Germans had brought to Normandy about 410,000 men in divisions and non-divisional combat units. If this is multiplied by 1.19 we arrive at approximately 490,000 soldiers. However until July 23, casualties amounted to 116,863, while only 10,078 replacements had arrived."
- ↑ United States: 29,000 dead, 106,000 wounded and missing;
United Kingdom: 11,000 dead, 54,000 wounded and missing;
Canada: 5,000 dead; 13,000 wounded and missing;
France: 12,200 civilian dead and missing - ↑ Williams, Jeffery. The Long Left Flank.
- ↑ Hastings, Max. Overlord.
- ↑ Stacey, C.P. Official History of the Canadian Army in the Second World War. Volume III: The Victory Campaign
- ↑ United States Army in World War II: European Theater of Operations. The Supreme Command, Forrest C. Pogue, CMH Publication 7-1, Office of the chief of military history, Department of the Army, Washington D.C., U.S.A. (1954)
[sunting] Referensi
- Overlord, D-Day, June 6, 1944, Max Hastings, 1984
- The Longest Day, Cornelius Ryan, Simon & Schuster 2nd ed., 1959, ISBN 0-671-20814-4
- D-Day, Warren Tute, John Costello, Terry Hughes, Pan Books Ltd, 1975
- Normandy 1944, Allied Landings and Breakout; Osprey Campaign Series #1; Stephen Badsey, Osprey Publishing, 1990
- Normandy 1944, German Military Organisation, Combat Power and Organizational Effectiveness; Niklas Zetterling, J.J. Fedorowicz Publishing Inc., 2000, ISBN 0-921991-56-8.
- D-Day: The Invasion of Normandy, June 6, 1944, Michael J. Varhola, Savas, 2001.
- Operation Cobra 1944, Breakout from Normandy; Osprey Campaign Series #88; Steven J. Zaloga, Osprey Publishing, 2001
- D-Day 1944 (3), Sword Beach & the British Airborne Landings; Osprey Campaign Series #105; Ken Ford, Osprey Publishing, 2002
- D-Day 1944 (4), Gold & Juno Beaches; Osprey Campaign Series #112; Ken Ford, Osprey Publishing, 2002
- D-Day 1944 (1), Omaha Beach; Osprey Campaign Series #100, Steven J. Zaloga, Osprey Publishing, 2003
- D-Day 1944 (2), Utah Beach & the US Airborne Landings; Osprey Campaign Series #104, Steven J. Zaloga, Osprey Publishing, 2004
- Morning: Normandy Invasion (June–August 1944), episode 17 of BBC series The World at War (1974)
- Montgomery, Bernard Law, Nigel Hamilton, Oxford Dictionary of National Biography O.U.P. (2004)