Dispensasionalisme
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Sebagai salah satu cabang dari teologi Kristen, Dispensasionalisme mengajarkan sejarah Alkitab sebagai serangkaian pengaturan atau administrasi, masing-masing dengan penekanannya terhadap kesinambungan dari perjanjian-perjanjian dalam Perjanjian Lama yang dibuat Allahd engan umat pilihannya melalui Abraham, Musa dan Daud.
Dispensasionalisme is adalah sebuah kerangka penafsiran untuk memahami keseluruhan alur Alkitab, dan seringkali dikontraskan dengan penafsiran yang berlawanan: Supersesionisme (juga disebut sebagai Teologi Pengganti (Replacement Theology). Dalam pengertian yang sederhana, Supersesionisme mengatakan bahwa agama Kristen menggantikan Yudaisme, sementara Dispensasionalisme mengajarkan bahwa agama Kristen memulihkan unsur-unsur yang hilang dari Yudaisme. Jadi, banyak penganut dispensasionalis yang percaya akan Restorasionisme.
Sebagai masalah praktis, Dispensasionalis Kristen kadang-kadang memeluk apa yang disebut oleh para kritikusnya dengan nada mengejek Yudeophilia (pecinta Yahudi) – yang merentang dari mendukung negara Israel atau berusaha mempelajari bahasa Ibrani sebagai alat bantu untuk mempelajari Alkitab, hingga merayakan hari-hari raya tradisional Yahudi dan mempraktikkan ritual-ritual keagamaan Yahudi. Lihat pula Kristen Yahudi dan Yudais.
Daftar isi |
[sunting] Sejarah
Dispensasionalisme dilahirkan dari gerakan keagamaan yang gelisah di Inggris dan Irlandia pada 1820-an. Gerakan ini berakar dalam gerakan Plymouth Brethren, khususnya ajaran-ajaran John Nelson Darby (1800–1882). Darby membangun di atas tema-tema yang umum di antara kaum Calvinis yang radikal dalam gerakan Evangelikal dari awal abad ke-19, namun ia menguraikan sebuah sistem yang lebih rumit dan lengkap untuk menafsirkan Alkitab daripada para penulis sebelumnya.
Gerakan Plymouth Brethren, yang pada hakikatnya adalah sebuah reaksi terhadap Gereja Inggris yang mapan dan eklesiloginya, menjadi terkenal karena sikapnya yang anti-denominasional, anti-klerus, dan anti-kredo. Pada 1848, Plymouth Brethren terpecah menjadi kelompok "Eksklusif" yang dipimpin oleh Darby dan kelompok yang "Terbuka". Pandangan-pandangan Darby menjadi dominan di antara kaum Brethren Eksklusif, tetapi baru menyebar di antara kaum Brethren Terbuka pada tahun 1870-an atau 1880-an.
Dispensasionalisme pertama kali diperkenalkan di Amerika Utara oleh James Inglis (1813–1872), melalui sebuah majalah bulanan yang bernama Waymarks in the Wilderness (“Tanda-tanda di Padang Gurun”), yang terbit secara tidak teratur antara 1854 dan 1872. Pada 1866, Inglis mengadakan Pertemuan Orang-orang Percaya untuk Pendalaman Alkitab, yang memperkenalkan gagasan-gagasan dispensasionalis kepada sebuah kelompok kecil Evangelikal Amerikan namun berpengaruh. Setelah kematiannya, James H. Brookes (1830–1898), seorang pendeta di St. Louis, mengorganisir Konferensi Alkitab Niagara untuk melanjutkan penyebaran gagasan-gagasan dispensasionalis. Dispensasionalisme mengalami kemajuan pesat setelah Dwight L. Moody (1837–1899) belajar tentang "kebenaran dispensasional" dari seorang anggota Brethren yang tidak diketahui pada 1872. Moody menjadi dekat dengan Brookes dan kaum dispensasionalis lainnya, dan mendorong penyebaran Dispensasionalisme, namun tampaknya ia tidak pernah mempelajari nuansa-nuansa dari sistem dispensasionalis. Dispensasionalisme mulai berkembang pada masa ini, terutama sekali setelah sekelompok dispensasionalis penting mengajukan gagasan tentang Pengangkatan (Rapture) "pasca-penderitaan besar". Para pemimpin Dispensasionalis di kalangan Moody termasuk Reuben Archer Torrey (1856–1928), James M. Gray (1851–1925), Cyrus I. Scofield (1843–1921), William J. Eerdman (1833–1923), A. C. Dixon (1854–1925), A. J. Gordon (1836–1895) dan William Blackstone, pengarang buku yang laris pada 1800-an "Jesus is Coming" (yang disokong oleh Torrey dan Eerdman). Orang-orang ini adalah penginjil-penginjil aktivis yang mempromosikan serangkaian konferensi Alkitab dan usaha-usaha misionaris dan penginjilan lainnya.. Mereka juga melembagakan secara permanen gerakan dispensasionalis dengan mengambil kepemimpinan dalam lembaga-lembaga Alkitab yang baru seperti Institut Alkitab Moody (1886), Institut Alkitab di Los Angeles (1907), dan Sekolah Tinggi Alkitab Philadelphia—kini Universitas Alkitabiah Philadelphia (1913). Jaringan lembaga-lembaga yang terkait yang segera muncul menjadi nukleus bagi penyebaran Dispensasionalisme Amerika.
Kerja keras C. I. Scofield dan rekan-rekannya memperkenalkan Dispensasionalisme kepada khalayak yang lebih luas di Amerika dan memberikan kehormatan kepada gerakan ini melalui Alkitab Referensi Scofield. Penerbitan Alkitab Referensi Scofield pada 1909 oleh Oxford University Press merupakan suatu kudeta sastra yang inovatif bagi gerakan ini, karena untuk pertama kalinya, catatan-catatan yang terang-terangan dispensasionalis ditambahkan ke dalam halaman-halaman teks Alkitab. Alkitab Referensi Scofield menjadi Alkitab utama yang dipergunakan oleh kaum Evangelikal dan Fundamentalis independen di AS selama enam puluh tahun berikutnya. Lewis Sperry Chafer (1871–1952), yang sangat dipengaruhi oleh C. I. Scofield, mendirikan Seminari Teologi Dallas pada 1924, yang telah menjadi perahu utama Dispensasionalisme di Amerika. Dispensasionalisme telah mendominasi panggung Evangelikal Amerika, khususnya di antara gereja-gereja non denominasional, banyak kelompok Baptis, dan kebanyakan Pentakostal serta kelompok Karismatik.
Sebelum Dispensasionalisme, Teologi Perjanjian merupakan pandangan Protestan yang terkemuka mengenai sejarah penebusan dan hingga kini masih merupakan pandangan gereja-gereja Hervormd, meskipun kaum dispensasionalis akan mengatakan bahwa teori Perjanjian yang modern tidak jauh lebih tua daripada Dispensasionalisme. Sebuah pandangan yang relatif baru, yang dianggap sebagai alternatif ketiga, khususnya di antara kaum Baptis konservatif, disebut Teologi Perjanjian yang Baru. Namun demikian, di luar agama Kristen Protestan, cabang-cabang agama Kristen lainnya (mis., Katolik Roma, Ortodoks Timur, Ortodoks Oriental) menolak baik Dispensasionalisme maupun Teologi Perjanjian.
[sunting] Teologi Dispensasionalis
Lihat artikel utama: Teologi Dispensasionalis
Dispensasionalisme berusaha menjawab apa yang dianggap banyak orang sebagai teologi-teologi yang berlawanan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Namanya berasal dari kenyataan bahwa gerakan ini berusaha melihat sejarah Alkitab sebagaimana dipahami melalui serangkaian dispensasi atau zaman yang secara khusus telah ditetapkan oleh Allah di dalam Alkitab.
- dispensasi (atau zaman) tanpa dosa (Kejadian 1:1–3:7), sebelum kejatuhan Adam,
- zaman hati nurani (Kejadian 3:8–8:22), Adam hingga Nuh,
- zaman pemerintahan (Kejadian 9:1–11:32), Nuh hingga Abraham,
- zaman pemerintahan para leluhur (Kejadian 12:1–Keluaran 19:25), Abraham hingga Musa,
- zaman Hukum Musa (Keluaran 20:1–Kisah para Rasul 2:4), Musa hingga Kristus,
- zaman anugerah (Kisah 2:4–Wahyu 20:3 – kecuali untuk Hiperdispensasionalis), zaman Gereja yang sekarang, dan
- zaman harafiah, Kerajaan 1.000 tahun (Milenium) yang masih akan datang namun hal ini akan terjadi segera (Wahyu 20:4–20:6).
Masing-masing zaman dikatakan mewakili suatu cara yang berbeda dari Allah dalam menangani manusia, seringkali dalam bentuk ujian yang berbeda untuk manusia. "Periode-periode ini ditandai dalam Kitab Suci oleh suatu perubahan dalam cara Allah menangani manusia, dalam hubungannya dengan dua persoalan: dosa, dan tanggung jawab manusia," C. I. Scofield menjelaskan. "Masing-masing zaman ini dapat dianggap sebagai sebuah ujian baru atas manusia yang alamiah dan masing-masing berakhir dengan penghakiman—menandakan kegagalan totalnya dalam masing-masing zaman."
[sunting] Empat ajaran dasar
Selain ketujuh zaman ini, signifikansi teologis yang sesungguhnya dapat dilihat dalam empat ajaran dasar yang melatari ajaran dispensasional yang klasik. Dispensasionalisme menyatakan:
- Ada suatu perbedaan mendasar antara Israel dan Tubuh Kristus yang sekarang; artinya, ada dua jenis umat Allah dengan dua arah dan tujuan yang berbeda, yaitu Israel yang duniawi (yang mengajarkan hukum dan Injil Kerajaan) dan Tubuh Kristus yang surgawi (yang mengajarkan Injil Anugerah Allah).
- Ada perbedaan yang mendasar antara Hukum dan Anugerah; artinya, keduanya adalah gagasan yang saling eksklusif.[1]
- Pandangan bahwa Tubuh Kristus dan Zaman Anugerah adalah sebuah tanda kurung dalam rencana Allah yang belum dibayangkan oleh Perjanjian Lama. Gagasan tentang tanda kurung ini tidak menunjukkan kegagalan dalam rancangan Allah, melainkan mengklaim bahwa "gereja" tidak diantisipasikan (atau belum terbayangkan) dalam nubuat-nubuat Perjanjian Lama (itulah sebabnya ia dirujuk sebagai "misteri" dalam Surat-surat Paulus).
- Ada perbedaan antara Pengangkatan dan Kedatangan Yesus yang kedua kali; artinya, pengangkatan gereja pada saat kedatangan Kristus yang kedua kali "di udara" (1 Tesalonika 4:17) mendahului kedatangan Kristus yang kedua kali yang "resmi" setelah tujuh tahun masa penderitaan yang hebat.
Berbagai pandangan di kalangan Dispensasionalisme masing-masing mempunyai tingkat yang berbeda-beda sejauh mana keempat ajaran tersebut dipegang. Dispensasionalisme Klasik dan Tradisional (atau Revisi) cukup kuat dalam berpegang kepada ajaran-ajaran di atas. Cabang Progresif dari teologi ini mengendurkan sebagian daripada perbedaan-perbedaan yang disebutkan di atas, sementara model Hiper-Dispensasional menciptakan serangkaian perbedaan yang lebih besar lagi. Malah, kebanyakan dispensasionalis akan menganggap Dispensasionalisme Progressif dan Hiper-Dispensasionalisme sebagai cabang-cabang teologi yang terpisah dari Dispensasionalisme, meskipun Dispensasionalisme Progresif telah menjadi cara pengajaran utama dalam praktis semua seminari yang secara tradisional bersifat Dispensasional.
[sunting] Pengaruh keyakinan dispensasionalis
Dispensasionalisme telah menghasilkan sejumlah pengaruh terhadap Protestanisme, setidak-tidaknya sebagaimana yang dipraktikkan di Amerika Serikat. Dengan mengajarkan secara konsisten bahwa binatang buas dalam Kitab Wahyu, atau sang Anti Kristus, adalah seorang pemimpin politik, Dispensasionalisme telah mengurangi penekanan tradisional dari masa Reformasi bahwa tokoh itu adalah Paus, dan Gereja Katolik Roma itu adalah Babel si pelacur, namun demikian hanya dalam cara yang kecil. Sementara Paus selalu digambarkan sebagai sang Anti Kristus dalam literatur Protestan selama ratusan tahun (bahkan sebelum mereka disebut Protestan selama masa Reformasi), ia biasanya masih diidentifikasikan dengan salah satu dari tiga agen utama Setan yang melakukan penipuan sedunia pada masa Penderitaan yang Hebat. Dispensasionalisme modern telah menyebabkan banyak orang Kristen Evangelikal di AS memisahkan perspektif tradisional mereka yang anti Katolik dan anti Paus dari perspektif mereka yang lebih bersimpati terhadap orang-orang awam Katolik. Sebagian penganut dispensasionalis, biasanya yang Fundamentalis, terus mengajarkan bahwa seorang paus (atau anti paus) kelak akan muncul sebagai sang Anti Kristus atau sebagai nabi palsu seperti yang digambarkan Kitab Wahyu.
Artikel ini belum atau baru diterjemahkan sebagian dari bahasa Inggris. Bantulah Wikipedia untuk melanjutkannya. Lihat panduan penerjemahan Wikipedia. |
Dispensationalism rejects the notion of supersessionism. It tends to go hand in hand with a very protective attitude toward the Jewish people and the modern State of Israel. John Nelson Darby taught, and most subsequent dispensationalists have consistently maintained, that God looks upon the Jews as his chosen people and continues to have a place for them in the dispensational, prophetic scheme of things. While many traditions of Christianity teach that the Jews are a distinct people, irrevocably entitled to the promises of God (because, in the words of the epistle to the Romans, "the gifts and calling of God are without repentance"), dispensationalism is unique in teaching that the Church is a provisional dispensation, until the Jews finally recognize Jesus as their promised Messiah during the trials that dispensationalists envision coming upon the Jews in the Great Tribulation. Darby's prophecies envision Judaism as continuing to enjoy God's protection, parallel to Christianity, literally to the End of Time, and teach that God has a separate track in the prophecies for Jews apart from the Church. However, dispensationalists hold that God does not recognize Jew or Gentile today:
- For there is no difference between the Jew and the Greek: for the same Lord over all is rich unto all that call upon him. (Romans 10:12, KJV)
[sunting] Dispensationalism and Messianic Judaism
- The claims below describing Messianic Judaism as "Christianity mixed with Jewish culture and tradition" and avering dispensationalist beliefs widespread in Messianic Judaism, are disputed. Per Martin Waldman, Congregational Leader of Baruch HaShem Messianic Synagoguein Dallas, Texas, Dan Juster, Th.D., Executive Director of Tikkun Ministries International, Russ Resnick, General Secretary of the Union of Messianic Jewish Congregations, David H. Stern, Ph.D., author of Messianic Jewish Manifesto, The Complete Jewish Bible, and The Jewish New Testament Commentary, as well as many other Messianic Jewish leaders, "Christianity mixed with Jewish culture and tradition" is called Hebrew Christianity, with Messianic Judaism rejecting Dispensationalism and proclaiming Olive Tree Theology (as detailed in Stern's Messianic Jewish Manifesto).
Disputed statements, per above: On the other hand, dispensationalists tend to be energetically evangelistic, with special interest in the Jews because they are "God's chosen people." Dispensationalist beliefs are widespread in many forms of Messianic Judaism, for example, which aggressively seeks the conversion of Jews to a form of Christianity mixed with Jewish culture and tradition. In some dispensationalist circles, the Jewish converts to Christianity are sometimes referred to as "completed Jews". Thus, while it is at odds with traditional supersessionism (which was formulated to discourage directly carrying over Jewish practice into the Christian Church), dispensationalism generally is markedly at odds with modern religious pluralism, which is typified by the view that proselytism of the Jews is a form of anti-Semitism. Also, some dispensationalists, such as Jerry Falwell, have asserted that the Antichrist will be a Jew, based on a belief that the Antichrist will falsely seem to some Jews to fulfill prophesies of the Messiah more accurately than Jesus did. This assertion stems from the dispensational belief that "he" who confirms "the covenant with many for one week" (Dan 9:27) refers back to "the prince that shall come" in verse 26. In turn, this "prince" will stand up "against the Prince of princes" and destroy many "by peace" (Dan 8:25); and will be responsible for the false "peace and safety" that will precede the destructive day of the Lord (1 Thess 5:2–3). Many dispensationalists believe this man will be a Jew, based in part on John 5:43, where the Lord stated that the unbelieving Jews would receive another who "shall come in his own name" (as opposed to the Lord Himself, who came in the Father's name). Further evidence is from Daniel 11:37, "Neither shall he regard the God of his fathers, nor the desire of women, nor regard any god: for he shall magnify himself above all," although in a passage as late as Daniel, a better translation is probably that "He will reject the gods (Eloha) of his fathers." The
[sunting] Rujukan
- Allis, Oswald T. Prophecy and the Church (Presbyterian & Reformed, 1945; reprint: Wipf & Stock, 2001). ISBN 1579107095
- Bass, Clarence B.: Backgrounds to Dispensationalism (Baker Books, 1960) ISBN 0801005353
- Boyer, Paul: When Time Shall Be No More: Prophecy Belief in Modern American Culture (Belknap, 1994) ISBN 0674951298
- Camp, Gregory S. Selling Fear: Conspiracy Theories and End-Time Paranoia (Baker, 1997) ISBN 0801057213
- Rev. Clarence Larkin The Greatest Book on Dispensational Truth in the World; or God's Plan and Purpose in the Ages A.K.A. Dispensational Truth (1918) ASIN B000ALVEHM
- Clouse, Robert G., ed. The Millennium: Four Views (InterVarsity, 1977) ISBN 0877847940
- Crenshaw, Curtis I., and Grover E. Gunn, III. Dispensationalism: Today, Yesterday, and Tomorrow (Footstool, 1987) ISBN 1877818011
- Crutchfield, Larry. Origins of Dispensationalism: The Darby Factor (University Press of America, 1992). ISBN 01819184683
- Enns, Paul: The Moody Handbook of Theology (Moody, 1989) ISBN 0802434282
- Fruchtenbaum, Arnold. "The Footsteps of the Messiah" (Ariel Press, 2003) ISBN 0914863096
- Grenz, Stanley. The Millennial Maze (InterVarsity, 1992) ISBN 0830817573
- LaHaye, Tim, and Jerry B. Jenkins. Are We Living in the End Times? (Tyndale House, 1999) ISBN 0842300988
- MacDonald, Dave. The Incredible Cover Up, (Omega, 1975) ISBN 093160806
- Noē, John. The Apocalypse Conspiracy (Wolgemuth & Hyatt, 1991). ISBN 1561210404
- Oropeza, B. J. 99 Reasons Why No One Knows When Christ Will Return (InterVarsity, 1994). ISBN 0830816364
- Reymond, Robert L. New Systematic Theology Of The Christian Faith (Nelson 2d ed., 1998) ISBN 0849913179
- Ryrie, Charles C. Dispensationalism (Moody, 1995) ISBN 0802421873
- Ryrie, Charles C. Basic Theology (Moody, 1999) ISBN 0802427340
- Singleton, Steve. Behind 'Left Behind': The Popular Novel Series Not a Reliable Guide to End-Times Events (E-book: DeeperStudy.com, 2001)
- Walvoord, John. The Millennial Kingdom (Zondervan, 1983) ISBN 0310340918
[sunting] Lihat pula
- Perjanjian (Alkitab)
- Covenantalism
- Teologi Kristen
- Sejarah Gereja
- Denominasi Kristen
- Gerakan Anugerah
- Eskatologi Kristen
- Baptis (gereja)
- Pentakostal
- Plymouth Brethren
- Anglikanisme
- Presbyterianisme
- Methodisme
- Lutheranisme
- Ringkasan perbedaan-perbedaan eskatologis Kristen
- Pra-milennialisme
- Khotbah di Bukit
- Antinomianisme
- Kekristenan Paulin
- Amanat Agung
[sunting] Pranala luar
- Dispensationalism 101
- Berean Bible Society Sejarah Gerakan Anugerah
- Menjalajahi Alkitab menurut Dispensasionalisme
- Gereja Alkitab Middletown tentang Dispensasionalisme
- Prophetic Midrash: Para nabi Alkitab dikategolrikan oleh Dispensasionalisme