Nepotisme
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Nepotisme berarti lebih memilih saudara atau teman akrab berdasarkan hubungannya bukan berdasarkan kemampuannya. Kata ini biasanya digunakan dalam konteks derogatori.
Sebagai contoh, kalau seorang manajer mengangkat atau menaikan jabatan seorang saudara, bukannya seseorang yang lebih berkualifikasi namun bukan saudara, manajer tersebut akan bersalah karena nepotisme. Pakar-pakar biologi telah mengisyaratkan bahwa tendensi terhadap nepotisme adalah berdasarkan naluri, sebagai salah satu bentuk dari pemilihan saudara.
Kata nepotisme berasal dari kata Latin nepos, yang berarti "keponakan". Pada Jaman Pertengahan beberapa paus Katholik dan uskup, yang telah mengambil janji "chastity", menaikkan anak "tak resmi" mereka sebagai "keponankan" dan memberikan mereka kemudahan. Beberapa paus diketahui mengangkat keponakan dan saudara lainnya menjadi kardinal. Seringkali, penunjukan tersebut digunakan untuk melanjutkan "dinasti" papal. Contohnya, Paus Callixtus III, dari keluarga Borgia, membuat dua keponakannya menjadi kardinal; salah satunya, Rodrigo, kemudian menggunakan posisinya kardinalnya sebagai batu loncatan ke posisi paus, menjadi Paus Alexander VI.
Kebetulan, Alexander merupakan seorang paus yang paling korup, mengangkat Alessandro Farnese, adik "mistress"-nya, menjadi kardinal; Farnese kemudian menjadi Paus Paul III. Paul juga melakukan nepotisme, menunjuk, dua keponakannya (umur 14 dan 16) sebagai Kardinal. Praktek seperti ini akhirnya diakhiri oleh Paus Innocent XII yang mengeluarkan Papal bull pada 1692. Papal bull ini melarang semua paus di seluruh masa untuk mewariskan hak milik, kantor, atau pendapat kepada saudara, dengan pengecualian bahwa seseorang saudara yang bermutu dapat dijadikan seorang Kardinal.
[sunting] Referensi
- Disunting dari halaman nepotism dari wikipedia berbahasa Inggris, tanggal 29 Juli 2005.
Artikel ini adalah sebuah tulisan rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia mengembangkannya. |