Bahasa Melayu Kuno
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Bahasa Melayu Kuno merupakan keluarga bahasa Nusantara. Bahasa Melayu Kuno mencapai kegemilangannya dari abad ke-7 hingga abad ke-13 pada zaman kerajaan Sriwijaya, sebagai lingua franca dan bahasa resmi. Mereka yang bertutur bahasa Melayu Kuno merangkumi Semenanjung, Kepulauan Riau dan Sumatra. Bahasa Melayu Kuno menjadi lingua franca dan sebagai bahasa resmi kerana:
- Bersifat sederhana dan mudah menerima pengaruh luar.
- Tidak terikat kepada perbedaan susunan lapisan masyarakat
- Mempunyai sistem yang lebih mudah berbanding dengan bahasa Jawa.
Banyak dipengaruhi oleh sistem bahasa Sanskerta. Bahasa Sansekerta kemudian dikenal pasti menyumbang kepada pengkayaan kosa kata dan ciri-ciri keilmuaan (kesarjanaan) Bahasa Melayu.
Bahasa Melayu mudah dipengaruhi bahasa Sanskerta karena:
- Pengaruh agama Hindu
- Bahasa Sanskrit terletak dalam kelas bangsawan, dan dikatakan mempunyai hierarki yang tinggi.
- Sifat bahasa Melayu yang mudah dilentur mengikut keadaan dan keperluan.
[sunting] Batu Bersurat
Bahasa Melayu kuno pada batu-batu bersurat abad ke-7 yang ditulis dengan huruf Pallawa:
- Prasasti di Kedukan Bukit, Palembang (683 M)
- Prasasti di Talang Ruwo, dekat Palembang (684 M)
- Prasasti di Kota Kampur, Pulau Bangka (686 M)
- Prasasti di Karang Brahi, Meringin, daerah Hulu Jambi (686 M)
- Bahasa Melayu kuno pada prasasti di Gandasuli, Jawa Tengah (832 M) ditulis dalam aksara Nagari.
[sunting] Ciri-ciri bahasa Melayu kuno
- Penuh dengan kata-kata pinjaman Sansekerta
- Susunan kalimat bersifat Melayu
- Bunyi b ialah w dalam Melayu kuno (Contoh: bulan - wulan)
- bunyi e pepet tidak wujud (Contoh dengan - dngan atau dangan)
- Awalan ber- ialah mar- dalam Melayu kuno (contoh: berlepas-marlapas)
- Awalan di- ialah ni- dalam bahasa Melayu kuno (Contoh: diperbuat - niparwuat)
- Ada bunyi konsonan yang diaspirasikan seperti bh, ch, th, ph, dh, kh, h (Contoh: sukhatchitta)
- Huruf h intervokalik hilang dalam bahasa modern (Contoh: semua-samuha, saya: sahaya)